Sunday, March 22, 2009

Sejarah Tembang Macapat

Asal-muasal tembang macapat
1. Mijil dari kata wujil yang artinya lahir,berisi tentang tauhid dan disebut juga dengan suluk wijil ,dibuat oleh Sunan Ampel
2. Sinom dari kata Si Enom(anak muda dari tingkat remaja sampai dengan pemuda yang sudah dewasa).Hal ini menggambarkan watak pemuda yang selalu senang,gembira ,mendengarkan nasihat,tekun,mencari pengalaman dan ilmu.
3. Asmaradana dari kata Asmara dan Dahana yang berarti pemuda setelah dewasa memiliki asmara/rasa cinta sampai menyala-nyala bagaikan dahana(api yang berkobar-kobar)

4. Durma dari kata Dur(Jahat) dan Mo(Limo),maksudnya ada lima kejahatan yang membuat terjerumus ke dalam kesengsaraan bila tidak dicegah yaitu : Main,Madad,Madon,Minum,Maling
5. Gambuh dari kata Tambuh yang berarti senang bertanya meskipun sudah tahu dengan tujuan mendapat kemantapan agar leih jelas dan terang.
6. Kinanthi dari kata Kanthi/Kanthen maksudnya kehidupan berkeluarga yang harmonis,tenteram,dan rasa kebersamaan selalu terjaga
7. Dhandhanggulo dari kata Dhandang dan Gula,artinya merasakan /menimati kehidupan berkeluarga yang seperti dimaksud dalam makna kinanthi diatas.
8. Maskumambang dari kata Emas dan Ngambang ,artinya : kehidupan keluarga yang sangat nikmat sekali sehingga tidak perlu bekerja keras.Memeras tenaga untuk kepentingan hidupnya.
9. Pangkur dari kata pungkur,yang artinya sudah ngungkurake/mengenyampingkan urusan duniawi karena sudah sadar ajal sudah mendekat maka ia tekun beribadah dan bersungguh-sungguh dalam urusan rohani.
10. Megatruh dari kata pegat(pisah) dan ruh(nyawa) ,artinya saat datangnya waktu kematian ,saat antara nyawa dan jasad telah berpisah dan tidak bisa berbuat apapun.
11. Pocung dari kata pucung,maksudnya setelah mati kita dikafani/dipocong dan dia tinggal menunggu balasan amalnya selama hidup di dunia.

Semua lagu/tembang macapat itu diciptakan oleh para walisongo yang dulu pernah berda’wah di tanah jawa.Mijil diciptakan oleh Sunan Ampel,Sinom dan Kinanthi oleh Sunan Muria,Pangkur oleh Sunan Drajat.Begitu juga tradisi Sekaten yang ada di daerah Solo dan Jogja diciptakan oleh Sunan Kalijaga.

Kesemuanya itu adalah metode dan tak-tik para wali yang bijaksana dalam berda’wah islamiyyah.Dengan cara halus atau dengan hikmah seperti disebutkan dalam QS.An Nahl:125

“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS.An Nahl :125)

Cara seperti inilah yang membuat Islam dapat diterima di Indonesia secara baik.Dan bisa menjadi contoh kita dalam berdakwah.







Bookmark and Share

2 comments:

  1. wah.. jd keinget mid bhs jawa kmren.. huhu
    mana yg kluar ini lg.. gag bs pula.. heheh

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum,,
    maturnuwun mas kathah pengetahuan ingkang kulo dapet.......

    ReplyDelete